Contoh Makalah Ingkar Sunah Di Asia Tenggara

 TUGAS MAKALAH
Ingkar Sunah Di Asia Tenggara
Tugas Ini Di Susun Untuk Memenuhi Mata Kuliah “ Ulumul Hadits ”
Dosen Pengampu : Dr. H. Moh. Akib Muslim M.Ag

Disusun Oleh :
Fifi Listia Sari (933504114)
Siti Alfiana (933504414)
Umi Faidatul Fitria (933505514)

JURUSAN USHULUDDIN
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM / B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI

2014
A. PENDAHULUAN

Wacana pembaharuan pemikiran dalam Islam selalu menarik untuk di bicarakan. Banyak ulama dan cendekiawan muslim yang memberikan pandangan atau pendapat mengenai reaksi pemahaman tentang Islam, reaksi yang muncul beraneka ragam ada yang pro dan kontra, terutama yang berhubungan dengan sember hukum kedua atau al-sunnah dan Islam.
Dalam beberapa dekade umat Islam terlena dalam kejumudan dan tidak dinamis, al-sunnah tidak berkembang sama sekali. Baru pada masa Khalifah ‘ Umar bin Abdul’ Aziz al-sunnah di tulis dengan baik dan di telusuri keabsahanya ahirnya pintu ijtihat terbuka kembali sehingga melahirkan ulama-ulama dalam ilmu hadis atau al-sunnah, kehadiranya mereka membuka cakrawala baru di dunia Islam antara lain Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Muslim dan lain-lain.
Sebagai bukti gencarnya para intelektual ilmu hadis menganalisa secara kreatif  dan berwawasan objektif dalam menilai validitas dan otentitas baik dalam aspek mata rantai transmisinya maupun aspek teks atau substansi hadis itu sendiri. Usaha ini telah membuahkan hasil yang sangat optimal dengan munculnya enam kitab hadis yang terkenal yaitu al-Kutub al- Sittah.
Betapapun telah optimalnya usaha ini dengan kesuksesan yang dicapai dapat di buktikan dengan sikap apresiatif terhadap karya ini, masih belum efektif dalam menegaskan sikap pro kontra dari berbagai pendapat dan golongan. Hal ini di tandai dengan muculnya kritik dan pandangan menolak eksistensi dan substansi al-sunnah baik secara absolut maupun dalam bentuk pengingkaran sebagian hadis atau al-sunnah . “ Di kalangan ahli Islam di Barat dan segelintir kalangan sarjana muslim yang terpelajar tidak mengakui dan menolak hadist tersebut sebagai suatu kerangka, bukan saja keteladanan Nabi melainkan juga sikap sikap dan perbuatan perbuatan keagamaan para sahabat”  

B. Setting Historis

Ingkar sunah terdiri dari dua kata yaitu ingkar dan sunah . menurut bahasa artinya “menolak atau mengingkari ” , kata “Ingkar”  berasal dari kata bahasa arab yang mempunyai beberapa arti di antaranya “ tidak mengakui dan tidak menerima baik lisan dan di hati, bodoh atau tidak mengetahui sesuatu (antonim kata ali – irfan, dan menolak apa yang tidak  tergambarkan hati. 
Sedangkan sunnah menurut bahasa mempunyai beberapa arti di antaranya adalah, “ jalan yang di jalani, terpuji atau tidak”. Secara definitif Ingkar Sunnah dapat di artikan sebagai suatu nama atau aliran suatu paham keagamaan dalam masyarakat Islam yang menolak atau mengingkari Sunah untuk di jadikan sebagai sumber dari dasar syari’at islam 
Dari definisi di atas dapat di pahami bahwa ingkar sunah adalah paham atau pendapat perorangan atau paham kelompok, bukan gerakan atau aliran, ada kemungkinan paham ini dapat menerima sunnah selain dari sumber hukum islam, misalnya sebagai fakta sejarah, budaya, tradisi dan lain lain. Sunnah yang di ingkari adalah sunnah yang shahih baik secara substansial yakni sunnah praktis pengalaman Al Qur’an (sunah amaliyah) maupun Sunnah formal yaitu sunnah di kodifikasikan para ulama meliputiperbuatan, perkataan, persetujuan Nabi SAW. Bisa jadi mereka menerima sunnah secara substansial tetapi menolak sunnah formal atau menolak seluruhnya 
a. Asal mula ingkar sunnah 
seseorang ulama tokoh generasi Tabi’in ( generasi ke dua setelah Nabi saw ), Imam al –Hasan al- Bashrin (w 110 H ) menuturkan, ketika Sahabat Nabi Imran bin Husain ( w52H) sedang mengajarkan hadis, tiba tiba ada seseorang yang memotong pembicaraan nya. “Wahai Abu Nujaid” , demikian orang itu memanggil imran berikanlah pelajaran Al-Qur’an saja”.

Imran bin Husain llu meminta agar orang tersebut maju ke depan. Setelah itu beliau bertanya, “taukah Anda, seandainya Anda dan kawan kawan Anda hanya memakai Al-Qur’an saja, apakah Anda dapat menemukan dalam Al-Qur’an bahwa shalat Zuhur empat rakaat, shalat Ashar empat rakaat, shalat magrib tiga rakaat apabila Anda hanya memakai Al-Qur’an saja. Mendengar jawaban itu orang tadi berkata, “Anda telah menyadarkan saya. Mudah mudahan Allah selalu menyadarkan anda”.akhirnya kata al-Hasan al Bashri sebelum wafat orang itu menjadi tokoh ahli fiqh”.
Kisah ini menunjukkan bahwa pada masa yang sangat dini sudah muncul gejala ketidak perdulian terhadap hadis di mana dalam perkembangan selanjutnya hal itu menjadi cikal bakal munculnya paham yang menolak hadis sebagai salah satu sumber syari’at Islam yang kemudian lazim di kenal dengan ingkar sunnah (ingkar as sunnah ). 

b. ingkar sunnah klasik
...semakin jauh dari masa Nabi SAW., semakin banyak orang orang yang mencari pemecahan masalah masalah yang mereka hadapi hanya dalam Al-Qur’an . Bahkan, tokoh ahli Hadis Ayyub As-Sakhtiyani (w. 131 H) berkata, apabila Anda mengajarkan hadis kepada seseorang, kemudian ia berkata,’Ajarilah kami dengan Al-Qur’an saja, tidak usah memakai hadis’, ketahuilah bahwa orang tersebut adalah sesat dan menyesatkan. 
Agaknya gejala-gejala ingkar as-sunnah seperti di atas, masih merupakan sifat indifidual, bukan merupakan sikap kelompok atau mazhab, meskipun jumlah mereka di kemudian hari semakin bertambah. Suatu hal yang perlu di catat, bahwa gejala gejala itu tidak terdapat di negeri negeri islam secara keseluruhan, melainkan secara umum terdapat di Irak. Kaerena ‘Imran bin Hussain dan Ayyub As- Sakhtiyat, tinggal di Bashrak Irak. Demikian pula orang orang yang di sebutkan oleh imam syafi’i sebagai pengingkar sunnah yang tinggal di basrah. Karena itu, pada masa itu, tampaknya irak terdapat faktor faktor yang menunjang timbulnya paham ingkar as-sunnah.  Dan itu gejala gejala ingkar as sunnah yang muncul di kalangan para sahabat. Sementara menjelang ahir abad ke dua hijriah pula kelompok  yang menolak sunnah sebagai salah satu sumber syari’at Islam, di samping ada pula yang menolak sunnah yang bukan mutawattir saja.  


B. Imam Syafi’i dan Sahabat Sahabat Ingkar Sunnah
Pada masa klasik, Imam syafi’i telah memainkan  oleh karena itu Imam As-Syafi’i kemudian diberi julukan sebagai Nashir As-Sunnah (pembela sunnah).
Begitulah paham Ingkar As-Sunnah pada masa klasik. Ia muncul pada masa sahabat, kemudian berkembang pada abat II H, dan ahirnya lenyap dari peredaran pada ahir abad III H. Dan baru pada abad  XIV H, paham itu muncul kembali ke permukaan sebagai akibat adanya kolonialisme yang melanda Islam.  Ada beberapa hal yang perlu di catat tentang ingkar As- Sunnah klasik, yaitu bahwa ingkar as-sunnah klasik kebanyakan masih merupakan pendapat perseorangan dan hal itu muncul akibat ketidaktahuan mereka tentang fungsi dan kedudukan Sunnah dalam Islam. Karena itu, setelah diberi tahu tentang urgensi berada di Irak, khususnya Bashrah. 

D. Landasan Ingkar Sunnah
Suatu paham atau liran, ingkar as-sunnah baik yang klasik maupun yang moderen memiliki argumen argumen yang di jadikan pegangan oleh mereka. Tanpa argumen argumen itu, barangkali pemikiran itu tidak mempunyai pengaruh apa apa. Berikut argumen dan sanggahan para ulama hadis..

1. Agama Bersifat Kongkrit dan Pasti 
Mereka berpendapat bahawa agama harus di landaskan pada suatu hal yang pasti. Apa bila kita mengambil dan memakai Sunnah, berarti landasan agama itu tidak pasti. Al –Qur’an yang kita jadikan landasan agama itu bersifat pasti.seperti di tuturkan dalam ayat ayat berikut yang berarti.

Alif  Laam Miim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa ( Q.S. Al-Baqarah [2] : 1-2)


Dan apa yang telak Kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an0 itulah yang benar, dengan membenarkan kitab kitab sebelumnya. (Q.S Al-Faathir [35] : 31)

Sementara apabila agama Islam itu bersumber dari hadis – khususnya hadis Ahad- bersifat dhanni ( dugaan yang kuat ), dan tidak sampai pada peringkat pasti. Karena itu, apabila agama Islam berlandaskan hadis di samping Al-Qur’an – Islam akan bersifat ketidak pastian. Dan ini di kecam oleh Allah dalam firman- Nya, yang berarti

Sedangkan sesungguhnya persangkaan itu tiada faedah sedikitpun terhadap kebenaran. ( Q.S. An-Najm [53]: 28)

Demikianlah argumen pertama ingkar as- sunnah, baik yang klasik maupun yang moderen, seperti di ungkapkan oleh Taufiq Sidqi (Mesir) dan Jam’ iyah Ahl Al-Qur’an
 ( pakistan ). 

2. Al-Qur’an Sudah Lengkap 

Dalam syari’at Islam, tidak ada dalil lain kecuali Al-Qur’an. Allah SWT berfirman yang artinya,

Tidaklak Kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab ( Al-Qur’an). (Q.S. Al-An’aam [6]: 38 )

Jika kita berpendapat Al-Qur’an masih memerlukan penjelasan, berarti kita secara tegas mendustakan Al-Qur’an dan kedudukan Al-Qur’an yang membahas segala hal secara tuntas. Padahal, ayat di atas membantah Al-Qur’an masih mengandung kekurangan. Oleh karena itu, dalam syari’at  Allah tidak mungkin di ambil pegangan lain, kecuali Al-Qur’an. Argumen ini di pakai oleh Taufiq Sidqi dan Abu Rayyah. 


E. Penekanan Ajaran Islam


Sunnah atau hadis merupakan salah satu sumber ajaran Islam di samping itu Al-Qur’an. Dasar utama keyakinan itu adalah berbagai petunjuk Al-Qur’an, di antaranya ialah : 

Artinya : “ hal-hal yang telah di sampaikan oleh Rasul kepadamu maka ambilah, dan hal-hal yang telah di larang oleh Rasul daripadamu maka tinggalkanlah”.

Artinya : “ katakanlah, taatilah Allah dan Rasul Nya, apabila kamu berpaling, maka (ketahuilah bahwa) sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang kafir”.

Artinya : “barang siapa yang mematuhi Rasul, maka sungguh orsng tersubut  telah mematuhi Allah”.

Artinya : “ sesungguhnya telah ada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat ) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Menurut ulama, ayat yang di kutip pertama (al-Hasyr : 7) mengandung petunjuk yang bersifat umum, yakni bahwa semua perintah dan larangan yang berasal dari Nabi wajib di patuhi orang-orang yang beriman. Apa yang di kutip yang ke dua (Ali Imran ; 32) mengandung petunjuk bahwa bentuk ketaatan kepada Allah adalah dengan mematuhi petunjuk Al-Qur’an, sedangkan bentuk ketaatan kepada Rasulullah adalah dengan mengikuti segala sunnahnya. Ayat yang di kutip ketiga (an-Nisa’; 80) memberi petunjuk bahwa ketaatan kepada Rasulullah, yakni dengan mengikuti sunahnya, merupakan bukti ketaatan kepada Allah. Dalam ayat yang di kutip keempat (al- Ahzab ; 21), Allah menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah teladan hidup bagi orang orang yang beriman. Bagi mereka yang sempat bertemu langsung dengan Rasulullah, maka cara meneladani Rasulullah dapat di lakukanya secara secara langsung, sedangkan bagi orang orang yang tidak sezaman dengan Rasulullah dapa di lakukan dengan mempelajari, memahami, dan mengikuti petunjuk petunjuk yang termuat dalam sunah Nabi Muhammad.

Berdasarkan petunjuk ayat ayat tersebut dan ayat ayat lain yang semakna dengannya, maka jelaslah bahwa Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad merupakan sumber utama ajaran Islam. Apabila kesumberan tersebut harus di beri angka urut, maka Al-Qur’anmerupakan sumber pertama dan sunah merupakan sumber kedua. Urutan itu di samping berdasarkan urutan yang di kemukakan Al-Qur’an, juga berdasarkan pemikiran logis, yakni Al-Qur’an merupakan firman Allah dan sunnah merupakan sesuatu yang berasal dari utusan Allah.  
Dalam sejarah, ulama yang pertama tama di beri kehormatan berupa sebutan sebagai penolong sunah (Nashir al-Sunah) atau pembela sunah adalah Imam Syafi’i. Salah satu pertimbangan penting dari pemberian itu adalah kegigihan Imam Syafi’i dalam menerangkan kedudukan dan kesumberan sunah menurut Al-Qur’an dan dalam membela sunah dari para pengingkarnya.   

F. Ingkar Sunah Di Asia Tenggara 

G. Pembahasan Konsep Ingkar Sunnah

Telah dapat di ketahui bersama bahwa kedudukan sunah sebagai sumber ajaran islam telah di sepakati oleh hampir seluruh ulama’ dan umat islam...
Mereka berpendapat bahwa sumber ajaran islam ituhanya satu, yaitu Al-Qur’an. Faham ini telah ada sejak tahun 204 H / 820 M... Adapun faktor pendorong munculnya faham ingkar sunnah adalah banyak sekali, di antaranya yang paling signifikan dan mendasar adalah ketidak fahaman mereka tentang berbagai hal yang berkenaan dengan ilmu hadis, sebab faktor ini tidak hanya terlihat pada mereka di masa Syafi’i 
Kelompok yang menolak hadis secara keseluruhan, baik mutawattir maupun yang ahadi. Di bagi menjadi dua kelompok. 
Argumentasi naqli , yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis.hal ni dapat dilihat dari kandungan ayat ayat Al-Qur’an sendiri, sebagaimana yang terlihat dalam argumentasi yang di pakai mereka yaitu :
a) Al-Qur’an adalah kitab suci yang berbahasa Arab dengan menggunakan Ushlub bahasa yang memang di sediakan untuk bangsa Arab, sehingga orang yang telah menerima Ushlub tersebut pasti akan mampu memahaminya, tanpa membutuhkan bantuan sunnah atau hadis sebagai penjelasnya. , sebagi mana firman Allah yang berarti :
...Kami turunkan kepada kamu Al-Qur’an untuk menjelaska segala sesuatu, untuk petunjuk dan rahmat serta berita gembira bagi orang orang islam  . dan 

Kami turunkan kepadamu suatu peringatan (al-qur’an) untuk kamu jelaska kepada manusia tentang apa apa yang telah di turunkan kepada mereka .
b. Al-Qur’an adalah kitab suci yang sudah lengkap, mencangkup semua hal yang di butuhkan manusia dalam segala aspek hidup dan kehidupanya, tanpa ada yang terabaikan sedikitpun  , sebagaimana firman Allah yang berarti
Tidak Kami meninggalkan ata mengabaikan sesuatu apapun di dalam Al-Qur’an  
Adanya sabda Nabi saw. Sendiri yang menjelaskan eksistensi sabdanya sebagai berikut :
Apa apa yang telah sampai kepada kamu dariku, maka cocokanlah (lebih dahulu) dengan kitab Allah (Al-Qur’an), jika sesuai, maka akulah ang mengatakanya, jika salah maka aku tidak mengatakanya. Bagai manakah aku dapat berbeda dengan Al-Qur’an itu mendapat hidayah daro Allah 
Argumentasi Logika / Aqli
Argumentasi akal yang di ajukan kelompok ingkarussunah terhadap eksisitensi sunnah sebagai hujjah sebagai berikut:
a) dalam realitas sejarah, umat islam mengalami kemunduran lantaran mengikuti petunjuk sunnah yang menyatakan bahwa Islam itu akan terpecah menjadi &# kelompok, akibatnya hadis ini di jadikan sebagai sumber terjadinya kemunduran umat Islam .
b. kelompok yang hanya menolak hadis ahad
kelompok ini berpendapat bahwa bahwa hadis hadis yang dapat di pakai dasar hujjah itu hanyalah hadis-hadis yang berkualitas muttawatir, sebab tingkat kehujahanya sama dengan Al-Qur’an, yaitu qath’iyyatud dilalah, sedang yang berkualitas ahad di tolak ... 

faktor penyebab ulama tidak mengamalkan hadis
a) hadis hadis yang berkaitan problem yang sedang mereka hadapintidak sampai kepada mereka , misalnya :
1. hadis tentang bagian pasti nenek dalam masalah pembagian harta warisan.
2. hadis tentang kepulangan seorang tamu yang sudah mengucapkan salam tiga kali, tetapi tidak ada jawaban dari tuan rumah.
3. hadis tentang iddah wanita yang di tinggal mati suaminya
b) hadis sudah sampai kemereka tetapi mereka lupa, seperti hadis tentang tatacara bertayamum
c) adanya hadis yang sudah sampai kepada mereka, tetapi menurut penilaianya, hadis itu sudah di hapus atau di nasakh dengan dalil lain yang berarti, misalnya : 
orang yang berbekam dan ada yang di bekam itu puasanya batal.. 
d) keadaan hadis memiliki dua sanad yakni yang berkualitas shahih dan yang lain dha’if  misalnya hadis tentang “kebebasan bertransaksi”.

H. Kesimpulan

Jadi ingkar as- sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap sunnah Rasul, baik sebagian maupun keseluruhannya.  Suatu paham atau liran, ingkar as-sunnah baik yang klasik maupun yang moderen memiliki argumen argumen yang di jadikan pegangan oleh mereka. 1. Agama Bersifat Kongkrit dan Pasti , 2. Al-Qur’an Sudah Lengkap .
Sunnah atau hadis merupakan salah satu sumber ajaran Islam di samping itu Al-Qur’an. Dasar utama keyakinan itu adalah berbagai petunjuk Al-Qur’an, di antaranya ialah : 

Artinya : “ hal-hal yang telah di sampaikan oleh Rasul kepadamu maka ambilah, dan hal-hal yang telah di larang oleh Rasul daripadamu maka tinggalkanlah”.



Belum ada Komentar untuk "Contoh Makalah Ingkar Sunah Di Asia Tenggara"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel