Resensi Novel Sitti Nurbaya
18.41
Tambah Komentar
Judul Buku: Sitti Nurbaya
Pengarang: Marah Rusli
Penerbit: Balai Pustaka
Kota Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: 1992
Tebal Halaman: 271 halaman
Buku ini menceritakan kisah seorang wanita kelahiran Padang yang bernama Sitti Nurbaya. Sejak kecil ia berteman akrab dengan Samsul Bahri. Rasa cinta dan sayang pun muncul diantara mereka.Sampai-sampai mereka terlihat seperti kakak adik.
Namun nasib buruk menimpa Sitti Nurbaya.Ia dinikahkan dengan Datuk Meringgih, seorang saudagar besar.Hal tersebut terjadi karena ayah Sitti Nurbaya tidak mampu membayar tagihan hutang Datuk Meringgih. Tak ada jalan lain, akhirnya Sitti Nurbaya terpaksa diserahkan pada cengkraman Datuk Meringgih. Walaupun telah menjadi istri Datuk Meringgih, Sitti Nurbaya tak bisa menghapus rasa cintanya pada Samsul Bahri.
Ketika penduduk Padang banyak yang tidak membayar pajak kepada pemerintah, Samsul Bahri yang sudah menjadi Letnan menyerbu ke kota itu dengan anak buahnya. Salah seorang yang menjadi biang keladinya ialah Datuk Meringgih. Tak berpikir panjang lebar, ia langsung mengarahkan tembaknya ke Datuk Meringgih. Sebelum nyawa Datuk Meringgih melayang, ia masih sempat mengayunkan parangnya ke kepala Samsul Bahri. Oleh sebab itu Samsul Bahri dirawat di rumah sakit.
Akhirnya Samsul Bahri juga menyusul Sitti Nurbaya ke alam baka.Mayatnya diantarkan oleh sebuah angkatan tentara ke gunung Padang, berdasarkan permintaannya sendiri waktu di rumah sakit.Dengan begitu, di gunung itu tampak oleh deretan batu nisan berjajar. Dan gunung Padang sendiri ialah tempat pertemuan permulaan dan penghabisan antara Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri.
Buku ini memiliki banyak hikmah dan pesan moral yang sangat bermanfaat untuk dibaca.Hal yang diceritakan buku ini sangat jelas dan runtut.Hanya saja ukuran tulisan yang kecil dan jarak antar baris terlalu dekat sehingga menimbulkan kesan kurang enak dibaca.
Nama: Nabila Fharal Dhiya U.
Kelas: 9E
No. Absen: 31


Belum ada Komentar untuk "Resensi Novel Sitti Nurbaya"
Posting Komentar