Contoh Makalah DASAR-DASAR QUR’ANI DAN SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
teologi islam atau ilmu kalam merupakan disiplin ilmu pengetahuan dalam islam yang dikaji dengan menggunakan dasar berfikir (ijtihad) dan dasar keyakinan individu atau suatu golongan untuk menjawab persoalan – persoalan tentang eksistensi atau keberadaan tuhan, bagaimana tuhan, seperti tentang sifat – sifat tuhan dan wujud tuhan atau sejenis lainya yang berhubungabn dengan tuhan.
Dalam pembahasan kali ini akan membahas tentang pengertian ilmu kalam, dasar-dasar ilmu kalam, serta sejarah timbulnya ilmu kalam. Selanjutnya penulis berharap, dengan penulisan makalah ini pembaca mampu memberikan efek positif kepada diri pembaca maupun diri penulis serta memberikan sumbangsih berupa motivasi untuk meningkatkan ke imanan pada diri kita masing – masing. 
Selanjutnya makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah TEOLOGI ISLAM.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu kalam?
2. Apa dasar – dasr ilmu kalam ?
3. Bagaimana sejarah timbulnya ilmu kalam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu kalam
2. Untuk mengetahui dasar-dasar ilmu kalam
3. Untuk mengetahui sejarah timbulnya persoalan kalam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas soal-soal keimanan, yang sering disebut juga ilmu Tauhid Aqaid atau Ushuluddin. Disebut ilmu kalam karna didalamnya banyak dibicarakan Kallamullah. 
Ilmu kalam merupakan istilah lain dari teologi islam, yang diambil dari kata Theology dalam bahasa inggris. William L. Reese mendefinisikan dengan discours or ereason concernig God (dikursus atau pemikiran tentang Tuhan). Lebih jauh Reese menjelaskan dengan mengutip dari william Okham, “Theology to be a disciplin resting on revealed truth and independent of both philosophy and science.” (Teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan pengetahuan). 
Selanjutnya dalam pengertian lain ilmu kalam atau teologi islam juga disebut dengan ilmu tauhid. Seperti ungkapan dari Syaihk Muhammad Abduh dalam A. Nasir “ tauhid ialah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap bagi-Nya, sifat-sifat jaiz yang disifatkan kepada-Nya dan tentan sifat-sifat yang sama sekali wajib ditiadakan (mustahil) dari pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, hal-hal yang jaiz dihubungkan (dinisbatkan) pada diri mereka dan hal-hal yang terlarang (mustahil) menhubungkanya kepada diri mereka (Rasul).” 

Sedangkan menurut Ibnu Khaldun dalam A. Nasir menjelaskan : “ilmu tauhid ialah ilmu yang berisi tentang alasan-alasan memperthankan kepercayaan-kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyelewengdari kepercayaan salaf dan ahli sunnah”. 
Dari beberapa pengertian di atas, secara objektif ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid. Namun argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan kepada penguasaan logika. Oleh sebab itu sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid
Kemudian Abu Hanifah meyebebut ilmu kalam dengan fiqh al-akbar. menurut persepsinya, hukum islam yang dikenal sebagai istilah fiqh terbagi atas dua bagian. Pertama , fiqh al-akbar, membahas keyakinn atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua, fiqh al-ashghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabang saja. 
B. Dasar-dasar Ilmu Kalam
Sumber-sumber pembahasan ilmu kalam ialah al-Quran dan Al-Hadits yang menerangkan tentang wujudnya Allah SWT, Sifat-sifat-Nya, dan persoalan aqidah islam lainya. Selain itu dalil-dalil itu juga di perkuat dengan pemikiran manusia atau filsafat, maka dari itu kemudian para ulama mengelompokan dengan dalil Naqli (nash Al-Quran dan Al-Hadis) dan dalil Aqli (akal pikiran).
1. Al-Quran
Al-Quran banyak menyinggung hal yang berhubungan atau berkaitan dengan ilmu kalam, dalam hal ini menyinggung tentang ketuhanan, diantaranya adalah:
a. Tentang keesaan Allah, QS. Muhammad (47), ayat 19 :
      
Artinya : “Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah”.
                      •     
Artinya :1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
b. Tentang haliyah Allah QS.Al-Furqon (25) ayat :59
                   
Artinya : “yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.
c. Tentang sifat-sifat dan wujud Allah
•          
Artinya :  bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan mereka.
           
Artinya : dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,
         
Artinya : dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. 
2. Hadits
Dalam Hadits ada beberapa Hadits yang menyinggung tentang keimanan atau kepercayan, seperti hadits yang dirwayatkan dari abu hurairah, tentang sesorang laki-laki yang datang kepada Nabi saat beliau bersama para sahabat. Laki-laki tersebut bertanya kepada Rasulullah, “wahai Rasulullah apakah yang dimaksud dengan iman?”, Rasul menjawab, yaitu kamu percaya kepada Allah, para malaikat, semua kitab yang diturunkan, hari pertemuan  dengan-Nya, para rasul, dan hari kebangkitan. Lelaki itu bertanya lagi, “wahai rasulullah apa pula yang dimaksud dengan islam?”, rasul menjawab, islam adalah megabdikan diri kepada Allah dan tidak mempersekutuka-Nya dengan perkara lain, mendirikan shalat yang difardhukan, mengeluarkan zakat yang di wajibkan, puasa pada bulan romadhon. Kemudian lelaki itu bertanya lagi, “wahai rasulullah, apa yang dimaksud dengan ihsan?”, rasulullah menjawab , hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat Allah, sekiranya engkau tidak melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Allah senantiasa memperhatikanmu.  Demikian cuplikan makna dari hadits yang menyinggung tentang keimanan.
3. Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini , baik berupa pemikiran umat islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar islam.
Sebelum masuknya filsafat yunani dalam pemikiran islam, umat islam sendiri sudah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Quran, terutama ayat yang belum jelas maksudnya (ayat mutasyabihat). Keharusan untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat Al-Quran.   
          
Artinya :Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24)
                                     
Artinya : 97. dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. 98. dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri Maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.
ayat –ayat diatas mendorong manusia untuk menggunakan rasio dalam memahami tanda-tanda dari allah, atau ayat- ayat yang membutuhkan pemahaman dan penalaran. Pada dasarnya ayat-ayat tersebut mengkonsentrasikan terhadap penggunaan rasio.
Ayat – ayat yang serupa dapat ditemukan pada An-Nahl: 68-69, Al-Isro: 44Al-Ghasyiah :7-20. Shad: 29. Muhammad : 24
C. Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam
Sejarah ilmu kalam, didahului dengan nuansa politik pada masa pemerintahan utsma bin affan, yang mana pada peristiwa terbunuhnya utsman dan berlanjut pada pengankatan sahabat ali bin abi thalib sebagai khalifah menggantikan utsman, kemudian sahabat ali mendapat pemberontakan dari muawiyah bin abi sufyan, yang tidak menerima pengangkatan ali sebagai khalifah. Masalah yang dihadapi pada masa pemerintahan ali berlanjut hingga sampai pada peristiwa tahkim atau arbitase.
Peristiwa tahkim yang diterima ali, menimbulkan masalah baru. Yakni timbulnya perpecahan dikubu ali, dari sebagian tentara ali tidak menerima keputusan ali yang menerima arbitasi dari muawiyah, sehingga menjadi sebab timbulnya perpecahan dari kubu ali, tentara yang tidak sepakat dengan ali membentuk kelompok yang disebut golongan khawarij yakni orang-orang yang keluar dari golongan ali.
Golongan khawarij beranggapan orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim telah berbuat salah dan berdosa dan berdasar pada semboyan yang di buat oleh mereka adalah La hukma illa lillah (tidak ada hokum selain hukum Allah).
Golongan khawarij memandang bahwa ali , mu’awiyah, amr ibn al as, abu musa al – as’arydan lain-lain yang menerima arbitase adalah kafir. Kemudian dari persoalan-persoalan politik inilah yang akhirnya membawa kepada lahirnya persoalan-persoalan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir, dalam arti siapa yang telah keluar dari islam dan siapa yang masih tetap dalam islam. Dengan mengacu pada ayat: 
            
Artinya : Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.(QS. Al – Maidah : 44)


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas soal-soal keimanan, yang sering disebut juga ilmu Tauhid Aqaid atau Ushuluddin. Disebut ilmu kalam karna didalamnya banyak dibicarakan Kallamullah.
secara objektif ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid. Namun argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan kepada penguasaan logika. Oleh sebab itu sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid
Sumber-sumber pembahasan ilmu kalam ialah al-Quran dan Al-Hadits yang menerangkan tentang wujudnya Allah SWT, Sifat-sifat-Nya, dan persoalan aqidah islam lainya. Selain itu dalil-dalil itu juga di perkuat dengan pemikiran manusia atau filsafat, maka dari itu kemudian para ulama mengelompokan dengan dalil Naqli (nash Al-Quran dan Al-Hadis) dan dalil Aqli (akal pikiran).
Sedangkan sejarah timbulnya persoalan ilmu kalam, merupakan kelanjutan peristiwah pembunuhan utsman bin affan hingga sampai pada persoalan muawiyah dan ali yang disebut peristiwa tahkim, persoalan pertama yang pertama yang muncul adalah tengtang siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir.

DAFTAR PUSTAKA
A. Nasir, Sahilun, Pemikiran Kalam, RAJAWALI PERS, jakarta , 2012.
Anwar, Rohison. Dkk, Ilmu Kalam, cet-2, Banadung, Pustaka Setia, 2003.
HD, Kaelany, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, Ed.II, Jakarta, Bumi Pustaka, 2000.
Nasution, Harun, Teologi islam : Aliran-aliran Sejarah, Analisa Perbandingan, UI Pers, Jakarta, 1986. 
DASAR-DASAR QUR’ANI DAN SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teolgi Islam
Dosen Pengampu
Dr. M. Arif, M.Ag.


Disusun Oleh :
Nama:          M. Syaichu Mashar
NIM:           932111212


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2015

Belum ada Komentar untuk "Contoh Makalah DASAR-DASAR QUR’ANI DAN SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel