Contoh Makalah Keutamaan Orang Yang Berilmu

A.PENDAHULUAN
a.Latar Belakang 
Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi umat manusia sejak ia lahir hingga ke liang lahat. Didalam amalan oramg yang berilmu Allah akan memberikan keutamaan-keutamaan bagi orang yang berilmu, diantaranya Allah akan memeberikan amalan yang baik bagi oramg yang berilmu, serta orang berilmu diibaratkan seperti perumpamaan hujan lebat yang membasahi tanah. Ada tanah subur yang dapat menyerap air sehingga menumbuhkan banyak tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan. Dalam makalah ini akan kami bahas mengenai hadist tersebut.

b.Rumusan Masalah
1.Hadits keutamaan orang berilmu.
2.Hadist perumpamaan orang berimu.

B.HADITS KEUTAMAAN ORANG YANG BERILMU

“Kelebihan orang yang berilmu (‘alim) dengan orang yang banyak beribadah (‘abid) seperti kelebihanku dengan seorang yang terendah diantaramu. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla, malaikat serta para penduduk langit dan bumi sampai seekor semut di sarangnya atau ikan di lautan, semuanya bershalawat (mengucapkan selamat) kepada seorang guru yang baik.” 

حدثنا محمد ين العلا ء قل : حدثنا حماد ببن اسامت عنبريد بن عبد الله عنابي  بردت عنابيموسى عن النبي ص.م قال :مثل ما بعثني الله به من لهدى والعلم كمثل الغيث الكثير اضاب ارضا فكان منها نقية قبلت المء , فا نبتت الكلا  و العشب الكثير ,وكانت منها اجادب امسكت الماء ,فنفع الله بها الناس فشوربوا ةووسسقوا وزرعوا , واصابت منها طا ئفة  اخرى ,انما هي قيعان لا تمنك ماء, ولا تنبت  كلا فذلك مثل من فقهه في دين الله ونفعه ما بعثني الله به, فعلم وعلم ,ومثل منلم يرفع بعذلك راسا , ولم يقبل هدى الله الذي ارسلت به). قل ابو عبذ الله : قال اسحاق : وكان مننها طا ئفق قيلت الما ء قاعيعلوه  الماء, والصفصف:المستوى من الارظ.
Muhammad bin al-‘Ala’ meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Hammad bin Usamah meriwayatkan kepada kami, dari Buraid bin ‘Abdullah, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, Dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus aku dengannya seperti perumpamaan hujan lebat yang membasahi tanah. Ada tanah subur yang dapat menyerap air sehingga menumbuhkan banyak tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan. Ada tanah kering yang dapat menampung air, sehingga Allah memberikan manfaat kepada manusia dengannya; mereka bisa minum, mengambil air, dan bercocok tanam. Sementara sebagiannya lagi mengenai tanah yang tandus dan gersang, tidak dapat menampung air dan tidak bisa menumbuhkan tanaman. (Yang pertama) itulah perumpamaan orang yang mendalami agama Allah, ia bisa mengambil manfaat dari hidayah yang aku diutus oleh Allah dengan membawanya, sehingga ia berilmu lalu mengajarkannya. Sedangkan (yang kedua adalah) perumpamaan orang yang tidak peduli dengannya dan tidak menerima hidayah Allah yang aku diutus dengannya.” Abu ‘Abdillah berkata: “Ishaq berkata: ‘Dan ada jenis tanah yang dapat menyerap air. Qaa’un adalah tanah seperti wadah yang dapat menampung air, sedangkan shafshaf adalah tanah yang datar.” 
C.MAKNA MUFRODAT
Kata [ مثل] “Perumpamaan,” maksudnya adalah sebuah sifat yang menakjubkan (perumpamaan) . Kata [نقيت ] “Tanah subur.” Al-Khaththabi berkata: “Yaitu, tanah tadah air di gunung-gunung dan di bebatuan. Kata [قبلث ] “Menyerap.” Lafazh ini berasal dari kata القبزول (menerima). Kata [الكلا ] “Tumbuh-tumbuhan.” Ditulis dengan huruf  hamzah tanpa dipanjangkan bacaannya. Kata [والعشب ] “Dan rumput-rumputan, lafazh ini khusus digunakan untuk tumbuhan yang basah saja. Kata [اخادات ] “Tanah menampung air,” kata ini adalah bentuk jamak dari kata اخادت yaitu tanah yang dapat menampung air. Kata [ وزرعوا] “Dan bercocok tanam,” dengan tambahan huruf zai (antara wawu dan ra), berasal dari kata الزرع Kata [قيعان ] “Tandus.” Kata ini adalah bentuk jamak dari kata قاع, yaitu tanah datar licin yang tidak bisa ditumbuhi tanaman. Kata  “Qaa’un adalah tanah seperti wadah yang dapat menampung air. Dan Shafshaf adalah tanah datar.” 
D.ASBABUL WURUD
Kata Abu Umamah, dua orang laki-laki telah memperkenalkan diri kepada Rasulullah. Satu diantaranya orang yang banyak beribadat (‘abid) dan yang lainnya seorang yang berilmu (‘alim).  Rasulullah bersabda: “Kelebihan orang yang berilmu…..dst”.
E.ANALISA HADITS
Hadits yang pertama diriwayatkan oleh Tirmizi dari Abu Umamah Al Bahili. Kata Imam Tirmizi, hadits ini gharib. Dan dalam sebuah naskah disebutkan hasan shahih. Menurut As Shadar Al Munawi di dalam sanadnya ada seorang bernama Al Walid bin Jamil nama panggilannya Abu Zur’ah. Sedangkan hadits yang kedua adalah hadits shahih.
F.FIQHUL HADITS
Keutamaan orang yang berilmu dengan seorang ahli ibadah seperti kemuliaan Rasulullah dibanding kemuliaan orang yang terendah dikalangan sahabat.
Di antara manusia ada yang berilmu, beramal, dan mengajarkan ilmunya. Kedudukan manusia tipe ini sama seperti tanah subur yang dapat menyerap air, lalu air itu bermanfaat bagi tanah itu sendiri dan mampu menumbuhkan tanaman-tanaman sehingga bermanfaat bagi yang lainnya.
Selain itu, ada manusia yang mengumpulkan ilmu, menghabiskan waktunya untuk itu, hanya saja tidak mengamalkan perkara-perkara sunnahnya, atau tidak memahami ilmu yang dikumpulkannya, namun orang tersebut menyampaikan ilmu itu keepada orang lain. Kedudukan manusia tipe kedua ini seperti tanah yang bisa menampung air lalu bermanfaat bagi manusia. Ada pula manusia yang mendengar ilmu tetapi tidak menjaganya, tidak mengamalkannya, dan tidak pula menyampaikan kepada orang lain. Kedudukan manusia tipe ketiga ini seperti tanah tandus atau gersang, yang tidak mampu menyerap air, bahkan merusak tanah lainnya.
Rasulullah SAW menggabungkan perumpamaan manusia tipe pertama dan kedua sebagai tipe yang terpuji, karena kesamaan antara keduanya dalam memberikan manfaat. Sementara beliau menyebutkan secara terpisah manusia tipe ketiga sebagai tipe yang tercela, karena mereka tidak mengambil manfaat dengan hidayah itu (baik untuk dirinya maupun orang lain). 
G.KESIMPULAN
Manusia yang terpuji adalah manusia yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, kedudukan manusia tipe ini sama seperti tanah subur yang dapat menyerap air, lalu air itu bermanfaat bagi tanah itu sendiri dan mampu menumbuhkan tanaman-tanaman sehingga bermanfaat bagi yang lainnya.

H.DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Ibnu, Asbabul Wurud: Latarbelakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul, terjemahan Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010)
Muhammad, Abu Abdullah, Shahih Bukhari, terjemahan Achmad Sunarto, (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1991)
Hajar, Ibnu, Fathul Bari: Syarah Shahih al-Bukhari, terjemahan Abu Ihsan al-Atsari, (Riyadh: Daar as-Salaam, 2000)
Sunarto, Achmad. Kamus Al-Fikr:Kamus Arab-Indonesia –Inggris. (Rembang: Halim Jaya, 2002)
Mutahar, Ali. Kamus Mutahar:Kamus Arab-Indonesia. (Jakarta:PT.Ikrar Mandiri Abadi, 2005)
Ali, Atabik dan Ahmad Zudi Muhdlor. Al Ashri. Kamus Arab Indonesia, (Yogyakarta :Multi karya Grafika, 1998)
Al Munawwir. Kamus Arab- Indonesia, (Surabaya Pustaka 1997)

Belum ada Komentar untuk "Contoh Makalah Keutamaan Orang Yang Berilmu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel