Contoh Makalah Pendidikan Keterampilan Fisik dan Pendidikan Keterampilan Ibadah
06.50
Tambah Komentar
Pendidikan Keterampilan Fisik dan Pendidikan Keterampilan Ibadah
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
“Hadist 3 (Hadist Tarbawy)”
Dosen Pengampu :
H. Mu’tashim Billah, M. A
Di susun oleh Kelompok 10:
DEWI MASITOH 9321 046 11
HABIB MUSTAFA 932122111
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2014
A.Pendahuluan
Dalam agama islam pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk membangun jiwa dan karakter seseorang . Islam menghendaki setiap pemeluknya selalu berencana dalam hidup, salah satunya seorang muslim haruslah mempunyai pendidikan. Tujuan dari pendidikan adalah mengerahkan segala usaha untuk membentuk individu yang penuh dengan kepribadian dan keistimewaan. Dengan adanya pendidikan maka akan terjadi pembentukan dan kesiapan seorang anak dalam menghadapi segala problematika yang ada dalam hidupnya. Sehingga, mereka akan lebih mampu mempertanggung jawabkan apa yang telah menjadi kewajiban mereka. Pendidikan tidaklah hanya sebatas pada pendidikan rasional, pendidikan moral, pendidikan kejiwaan, namun di sisi lain pendidikan fisik dan iman (ibadah) juga penting untuk mendidik anak dalam islam. Karena dengan pendidikan keterampilan ibadah sehingga seorang anak mampu membangun jiwa dan karakteristik untuk lebih dekat kepada Allah SWT dan dengan pendidikan keterampilan fisik seorang anak dapat tumbuh dewasa secara mandiri, kuat, bersemangat dan sehat dalam menghadapi kehidupan. Adapun yang termasuk pendidikan keterampilan fisik diantaranya: memanah, berenag dan berkuda. Hal tersebut juga telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Adapun perintah untuk mempelajari pendidikan keterampilan fisik dan pendidikan keterampilan beribadah akan dibahas dalam makalah ini.
B.Hadist dan Terjemahnya
1. Hadist Bukhari No 2684 (Pendidikan keterampilan Fisik)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ قَالَ سَمِعْتُ سَلَمَةَ بْنَ الْأَكْوَعِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نَفَرٍ مِنْ أَسْلَمَ يَنْتَضِلُونَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْمُوا بَنِي إِسْمَاعِيلَ فَإِنَّ أَبَاكُمْ كَانَ رَامِيًا ارْمُوا وَأَنَا مَعَ بَنِي فُلَانٍ قَالَ فَأَمْسَكَ أَحَدُ الْفَرِيقَيْنِ بِأَيْدِيهِمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَكُمْ لَا تَرْمُونَ قَالُوا كَيْفَ نَرْمِي وَأَنْتَ مَعَهُمْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْمُوا فَأَنَا مَعَكُمْ كُلِّكُمْ
“Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Maslamah telah bercerita kepada kami Hatim bin Isma'il dari Yazid bin Abi 'Ubaid berkata aku mendengar Salamah bin Al Akwa' radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah lewat di hadapan beberapa orang dari suku Aslam yang sedang berlomba dalam menunjukkan kemahiran memanah, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Memanahlah wahai Bani Isma'il, karena sesungguhnya nenek moyang kalian adalah ahli memanah. Memanahlah dan aku ada bersama Bani Fulan". Salamah berkata: "Lalu salah satu dari dua kelompok ada yang menahan tangan-tangan mereka (berhenti sejenak berlatih memanah), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Mengapa kalian tidak terus berlatih memanah?" Mereka menjawab: "Bagaimana kami harus berlatih sedangkan Tuan berpihak kepada mereka?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berlatihlah, karena aku bersama kalian semuanya".
1.Hadist Musnad Ahmad No 16697 (Pendidikan Keterampilan Fisik)
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ أَبِي سَلَّامٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ زَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ
كُنْتُ مَعَ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ وَكَانَ رَجُلًا يُحِبُّ الرَّمْيَ إِذَا خَرَجَ خَرَجَ بِي مَعَهُ فَدَعَانِي يَوْمًا فَأَبْطَأْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ تَعَالَ أَقُولُ لَكَ مَا قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا حَدَّثَنِي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُدْخِلُ بِالسَّهْمِ الْوَاحِدِ ثَلَاثَةَ نَفَرٍ الْجَنَّةَ صَانِعَهُ الْمُحْتَسِبَ فِي صَنَعْتِهِ الْخَيْرَ وَالرَّامِيَ بِهِ وَمُنْبِلَهُ وَقَالَ ارْمُوا وَارْكَبُوا وَلَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا وَلَيْسَ مِنْ اللَّهْوِ إِلَّا ثَلَاثٌ تَأْدِيبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتُهُ امْرَأَتَهُ وَرَمْيُهُ بِقَوْسِهِ وَمَنْ تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَمَا عُلِّمَهُ رَغْبَةً عَنْهُ فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ تَرَكَهَا
“Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ayyasy dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari Abu Sallam dari Khalid bin Zaid Al Anshari dia berkata, "Saya pernah bersama Uqbah bin Amir Al Juhani, Ia adalah seorang laki-laki yang menyukai panahan. Jika ia keluar, maka ia selalu keluar bersamaku. Pada suatu hari ia mengajakku dan aku menolak ajakannya, maka ia berkata, "Kemarilah, saya akan mengatakan apa yang telah dikatakan dan diceritakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu anak panah. Yakni, orang yang membuatnya dengan berharap memperoleh kebaikan, orang yang memanahkannya dan orang yang menyiapkannya." Beliau juga bersabda: "Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih memanah maka hal itu lebih aku sukai daripada berkuda. Dan tiga hal yang tidak termasuk sia-sia; latihan berkuda, senda gurau bersama isteri dan melepaskan panah dari busurnya. Barangisapa meninggalkan melempar panah setelah diajari karena berpaling darinya maka sungguh itu merupakan nikmat yang ia tinggalkan".
2.Hadist Abu Daud No 2210 “Pendidikan Keterampilan Fisik”
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ نَافِعِ بْنِ أَبِي نَافِعٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا سَبَقَ إِلَّا فِي خُفٍّ أَوْ فِي حَافِرٍ أَوْ نَصْلٍ
”Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari Nafi' dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada perlombaan kecuali dalam hewan yang bertapak kaki, yang berkuku serta memanah”.
3.Hadist riwayat Ad Dailami dari Ibnu Umar “Pendidikan Keterampilan Fisik”
عن ابن عمر : أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - افتقد رجلا فقال أين فلان فقال قائل ذهب يلعب فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم - ما لنا وللعب فقال رجل يا رسول الله ذهب يرمى فقال رسول الله ليس الرمى بلعب الرمى خير ما لهوتم به
“Dari Ibnu Umar : Rasulullah SAW bersabda: “mencari seorang laki-laki dimana fulan”, lalu seseorang menjawab: “dia sedang bermain”. Maka Rosulullah SAW bersabda: “sedang beramain apa?”. Maka seorang laki-laki berkata:”dia bermain memanah”. Maka Rosulullah SAW bersabda: “Bukanlah melempar (anak panah, tombak, senjata) itu sembarang permainan. Melempar adalah permainan yang paling aku sukai buat mereka”.
4.Hadist Abu Daud No hadist 418 “Pendidikan Keterampilan Ibadah”
حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ يَعْنِي الْيَشْكُرِيَّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ سَوَّارٍ أَبِي حَمْزَةَ قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ سَوَّارُ بْنُ دَاوُدَ أَبُو حَمْزَةَ الْمُزَنِيُّ الصَّيْرَفِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Hisyam Al-Yasykuri telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Telah menceritakan kepada kami Mu`ammal bin Sawwar Abu Hamzah berkata Abu Dawud; Dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al-Muzani Ash-Shairafi dari Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya".
C.Makna Mufradat
Hadist ke 1
Kata SulitArtiKata SulitArti
memanahرامياmemegang فأمسك
berlariالفرLari kencangنفر
Kita memanahنرميMenunjukkan/
mengalahkanينتضلون
Hadist 2
Kata SulitArtiKata SulitArti
Orang yang telah membuatصانعتهAnak panahالسّهم
Menyukai/ mengharapالمحتسبSangat lambatفأبطأت
pembuatannyaصنعتهSatuالواحد
Hadist 3
Kata SulitArtiKata SulitArti
kukuحافرPerlombaan سبق
Hadist 4
Kata SulitArtiKata SulitArti
bermainيلعبPermainan memanahبلعب
memanahيرمىPermainan / hiburanلهو
Hadist 5
Kata SulitArtiKata SulitArti
Pisahkan (teman tidur)المضاجعAnak-anakابناء
dibedakanفرقواDan pukulah و اضربو
D.Asbabul Wurud
Hadist pertama, Rasulullah SAW telah lewat di depan orang-orang yang sedang melakukan sejenis pencak di Madinah. Aku dengar beliau berkata : “Lakukanlah hai Bani Arfidah.........dan seterusnya”. Sehingga mereka berkata : “Abu Qashim yang baik , Abu Qashim yang baik”. Maka datanglah Umar dan mereka menghindar ketakutan.
Keterangan : Maksudnya, “Teruskanlah melakukan latihan bela diri di masjid untuk kelak bisa ditampilkan pada hari-hari raya sehingga orang-orang Yahudi dan Nashara tahu bahwa didalam Agama Islampun ada kelonggaran.
Hadist ke empat, Sebagaimana diterangkan didalam “al Jami’ul kabir” bersumber dari Ibnu Umar bahwa Nabi telah kehilangan seorang laki-laki. Beliau bertanya: “kemana dia?” salah seorang menjawab: “ dia pergi bermain”. Rasulullah bersabda: “ bagi kita tidak ada bermain. Melempar senjata bukan sembarang permainan”
Keterangan: menerangkan tentang keharusan adanya persiapan untuk berperang. Memperkuat stamina tubuh dan ketangkasan bukanlah sembarang permainan sekalipun tampaknya bukan ibadah tetapi faedah dan manfaatnya dapat meancarkan dan memudahkan beribadah. Lebih-lebih dalam berperang.
E.Analisa Hadist
Hadist pertama ( Bukhari no 2684), Berdasarkan matan hadist dari sanad hadist di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa hadist tersebut apabila dilihat dari segi matannya tidak mengandung illat dan syadz. Sedangkan dilihat dari kualitas perawi diketahui dari sanadnya ditemukan menempati tingkatan peringkat ke tiga sehingga hadist tersebut dapat dikatakan hadist shahih.
Hadist kedua (Musnad Ahmad No 16697), Apabila dilihad dari matan hadist berdasarkan sanad hadist hadist tersebut mendekati kecacatan karena salah satu dari rawinya tidak diketahui jati dirinya. Apabila dilihat dari kualitas hadist , hadist tersebut menempati peringkat ketujuh sehingga hadist tersebut dapat dikatakan dhaif.
Hadist ke tiga (Abu Daud no 2210), Apabila dilihat dari matan dan sanadnya hadist tersebut telah mengalami kecacatan karena rawinya tertuduh dusta. Apabila dilihat dari kualitas hadist maka hadist tersebut termasuk hadist matruk
Hadist ke empat (Ad Dailami dari Ibnu Umar). Hadist tersebut termasuk hadist ahad, karena periwayatan tidak memenuhi syarat mutawatir dan hanya diriwayatkan oleh satu orang atau lebih.
Hadist ke lima(Abu Daud No hadist 418), Berdasarkan matan hadist dari sanad hadist di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa hadist tersebut apabila dilihat dari segi matannya tidak mengandung illat dan syadz.Apabila dilihat dari kualitas hadist maka hadist tersebut hadist hasan li dzatihi karena sanadnya banya sehingga hadist terseburt bertambah kuat dan perowinya hanya tingkatan ke empat yaitu shaduq.
F.Pemahaman Hadist
Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa pendidikan keterampilan fisik memiliki cakupan berenang, memanah, dan berkuda. Aspek jasmani (fisik) merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan kemajuan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia, dengan akal yang sehat terdapat pada jasmani yang sehat pula. Hubungan antara jasmani (fisik) dan rohani (ibadah) manusia saling memberikan pengaruh timbal balik anata keduannya. Islam memandang penting pendidikan keterampilan fisik mampu membentuk tubuh menjadi kuat dan tegap. Kewajiban oramg tua mengajarkan memanah dan berenang adalah contoh dari kegiatan yang sekaligus bermanfaat bagi pembelaan hak hidup dan hak milik. Olahraga berenang selain unutk melatih kebugaran tubuh juga membantu agar seseorang terhindar dari tenggelam ketika sewaktu-waktu ada musibah. Memanah pada zaman Rasulullah merupakan kepandaian yang sangat berguan bagi pengamanan bila ada musuh dan merupakan kebiasaan yang turun-temurun di wariskan oleh keluarga pada saat itu. Sehingga ketiga keterampilan tersebut pada zaman dahulu sebagai pembelaan. Jika dihubungkan dengan keadaan sekarang maka di indonesia dimisalkan dengan olahraga pencak silat. Sehingga anak-anak mampu mempersiapkan kekuatan dan ketangkasan disesuaikan dengan kemampuan anak.
Dianggap pentingnya pendidikan keterampilan tersebut maka juga disebutkan dalam Al-Qur’an dalam firman Allah SWT:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّة
Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” (QS. Al-Anfal:60).
Umar bin Khattab r.a menulis surat untuk pendududk Syam: “ Ajarilah ana-anak kalian renang, memanah, dan menunggang kuda.”
Dengan demikian maka, berenang adalah simbol dari kekuatan dan ketahanan fisik yang Prima yg harus dimiliki seorang Muslim. Memanah adalah Simbol fokus/Konsentrasi/Istiqomah. Jadi anak diajari untuk membidik sasaran dalam hidup ini. Bahwa hidup harus mempunyai sasaran yang jelas dan lakukan usaha untuk mencapainya dengan keteguhan tangan, kekuatan hati dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan dunia ini. Sasaran adalah bukan tujuan utama, tapi adalah acuan kita melangkah. Simbol berkuda adalah membangun karakter. Dengan olah raga ini, anak dilatih jiwa kepemimpinan, kepercayaan diri, jiwa pemberani, ketangkasan, pengendalian diri, dan menyayangi, serta menghilangkan rasa takut.
Selain pendidikan keterampilan fisik, pendidikan keterampilan beribadah juga berperan penting untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pendidikan sholat bukan hanya ilmu tetapi perintah mendirikan sholat bukan perintah pendidikan semata. An-Nawawy mengatakan, orang yang tidak dibebani kewajiban sholat, baik atas dasar wajib maupun sunnah, kecuali pada anak-anak kecil. Anak kecil yang berumur telah sampai 7 tahun, jika mumayyis disuruh atas dasar sunnah mengerjakan shalat. Jika telah berumur 10 tahun, wajiblah diperintahkan mengerjakan shalat, dan apabila tidak mengerjakan maka dipukul.
Sehingga kedua pendidikan tersebut penting untuk menghadapi kehidupan serta permasalahan yang terjadi di dalamnya.
G.Kesimpulan
Berdasarkan pemahaman di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan keterampilan fisik dan pendidikan keterampilan ibadah berperan penting dalam menghadapi segala problematika yang ada dalam kehidupan saat ini. Karena selain untuk kebugaran dan kesehatan jasmani ketiga keterampilan juga merupakan permainan yang mampu melatih kecerdasan, ketangkasan, dan ketepatan dalam berpikir sehingga anak mampu memperkuat daya konsentrasinya. Dan pendidikan keterampilan ibadah merupakan benteng pertahanan keimanan seseorang dari hal-hal yang tidak disyariatkan oleh agama.
H.Daftar Pustaka
Ash-Shiddiqie, Teungku Muhammad Hasbi, Koleksi Hadist-Hadist Hukum 1, 279.
Ahid, Nur. Pendidikan Keluarga dalamPerspektif Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010.
Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al kusaini al Hanafi. Asbabul Wurud 1. Jakarta:
Kalam Mulia, 2003.
Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al kusaini al Hanafi. Asbabul Wurud 3. Jakarta:
Kalam Mulia, 2003
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung:
CV Penerbit J-ART, 2004.
Ibrahim, Katsir. Kamus Arab. Surabaya: Apollo.
Lidwa Pustaka I-Software-Kitab 9 Imam Hadist.
Muhdlor, ahmad Zuhdi, dkk. Kamus Konteporer Arab-Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998.
Ulwan, Abdullah Nashih. Pendidikan Anak dalam Islam (Terjemah). Jakarta: Pustaka Amani, 2002.
Zainuddin. Seluk-Beluk Pendidikan Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
http://12rabiulawal570.blogspot.com/2011/11/berenang-berkuda-dan-memanah.html (diakses pada tanggal 21 September 2013)
Belum ada Komentar untuk "Contoh Makalah Pendidikan Keterampilan Fisik dan Pendidikan Keterampilan Ibadah"
Posting Komentar