Contoh Makalah Prinsip Belajar Mengajar

PRINSIP BELAJAR MENGAJAR
(Cara mengajar secara bertahap)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“ HADIST 3“

Dosen Pengampu:

M. Mu’tashim Billah. MA


Disusun oleh :

Aqil kiki ardiansyah (932121611)
Lailiatul nurjanah              (932120311)
Nurvita Insani (932105211)



JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2014


A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya yang tepat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau seseorang. Bila dikaji lebih dalam, proses belajar mengajar merupakan aktifitas pendidikan yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan siswa. 
Guru merupakan komponen yang selama ini penting dan sangat mempengaruhi proses pendidikan. Hal ini wajar sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagai manapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, tanpa diimbangi kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semua akan kurang bermakna. 
Dalam proses belajar ada interaksi antara guru dan murid, dalam interaksi ini guru harus membuat murid bersemangat dalam mengikuti proses belajar, hal ini bisa di aplikasikan dengan berbagai cara terutama dengan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
B. Hadist dan terjemah
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ ثَلَاثًا وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abdah berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulanginya tiga kali.” 

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي عَقِيلٍ هَاشِمِ بْنِ بِلَالٍ عَنْ سَابِقِ بْنِ نَاجِيَةَ عَنْ أَبِي سَلَّامٍ عَنْ رَجُلٍ خَدَمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا حَدَّثَ حَدِيثًا أَعَادَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Marzuq telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Abu 'Aqil Hasyim bin Bilal dari Sabiq bin Najiyah dari Abu Sallam dari Seorang laki-laki yang melayani Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila menceritakan suatu hadits maka beliau mengulanginya sebanyak tiga kali." 

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَـانَ النَبِيَ صَلي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْ خُذُ الْقُرْانَ مِنْ جِبْرِ يْلَ خَمَسَا خَمَسَا
Artinya :”Dan dari umar r.a. berkata : “Nabi SAW menerima ayat-ayat Al-Qur’an dari Jibril (untuk dihafal) lima ayat- lima ayat.” (HR. Baihaqi).

Dasar Hukum dalam Al-Qur’an

Dalam firman Allah yang menjelaskan tentang guru yang tidak boleh memaksa anak didiknya dan menyesuaikan dengan kemampuan pola pikir mereka di antaranya adalah: 
Surat Al-Baqarah : 256
Yang artinya : "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” 

C. Makna mufrodad
Mengulang : أَعَادَهَا
يَأْ خُذُ : Mengambil      
D. Analisa hadist
Setelah kita melihat biografi para perawi yang terdapat pada  kita dapat mengetahui bahwa hadits tersebut shohih. Dengan alasan karena para perawi tersebut pernah hidup satu masa. Karena pengertian hadits shohih adalah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu'allal (tidak cacat).
E. Pemahaman hadist
Nabi Muhammad ssedemikian jeli mengantisipasi laju kehidupan dan gerak zaman, sehingga mewanti-wanti kita semua sebagai orang tua dan pendidik, agar pandai memahami perkembangan zaman, sehingga bisa mendidik anak secara baik.  
1. Dengan cara mengulang-ulang
Hadist di atas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW. Biasa mengulangi kata-katanya sampai 3 kali. Hal ini di maksudkan agar pendengar benar-benar memahami dengan tepat apa yang di sampaikan beliau.
Tujuan menyampaikan materi pengajaran atau pendidikan secara berulang-ulang adalah menjadikan anak didik  memahami apa yang di sampaikan  oleh pendidik atau pengajar. Oleh karena itu, perlulah pendidik atau pengajar mengulangi beberapa kali materi yang di berikan kepada anak didik atau pelajar agar mereka benar-benar memahami dan mengerti pelajaran yang di sampaikan.
Bila seoarang pengajar bersikap apriori terhadap anak didiknya, apakah mereka memahami materi yang di sampaikan atau tidak, sesungguhnya pengajar seperti ini tidak bertanggung jawab dan melakukan kezaliman kepada anak didiknya. Sikapnya merupakan perbuatan tercela menurut pandangan Islam, karena pendidik atau pengajar bertanggung jawab menjadikan anak didik atau muridnya paham, sehingga mereka dapat mengamalkan pengetahuan yang di dapatnya agar mereka menjadi orang yang berilmu dan beramal sholeh. 
Jadi asas pendidikan Islam yang harus di pahami dan di laksanakan oleh para pendidik adalah mengulang-ulang materi yang di ajarkan agar anak didik atau muridnya benar-benar memperoleh manfaat dari materi yang di berikan kepadanya.
Dalam dunia pendidikan hal seperti itu di namakan sebagai sebuah metode atau cara-cara menyajikan bahan pelajaran oleh pendidik kepada peserta didik  untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dengan teknik mendapatkan umpan balik.  Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana suatu bahan  pengajaran yang telah di sajikan atau di jelaskan guru telah dimengerti oleh siswa. 
Umpan balik terdapat 2 macam yaitu umpan balik dari siswa untuk guru, dan umpan balik dari guru untuk siswa. Umpan balik dari siswa untuk guru adalah untuk mmengetahui apakah materi yang di sajikan atau di jelaskan guru telah di mmengerti oleh siswa sehingga guru dapat dapat melanjutkan materi berikutnya. Sedangkan umpan balik dari guru untuk siswa adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi mana yang sudah di mengerti atau yang belum di mengerti. Sebab pada umumnya murid tidak tahu benar sejauh mana bahan yang di terangkan dapat dipahami. 
2. Dengan cara sedikit demi sedikit
Dari Hadist ini kita mengetahui bahwa untuk dapat memahami dan menghayati apa yang ingin kita pelajari, hendaklah kita mempelajari dan menghafal sedikit demi sedikit. Begitu pula dalam memberikan pelajaran kepada anak didik atau pelajar, kita hendaklah memberikannya sedikit demi sedikit agar anak tidak merasa berat memahami dan menguasai materi pelajaran.
Dengan prinsip atau asas pemberian pelajaran sedikit demi sedikit, muncullah gagasan silabus dan kurikulum untuk sekolah modern. Maksudnya, pendidik memberikan pelajaran kepada anak didik atau murid secara bertahap sehingga mereka menguasai materi pelajaran dari yang paling mudah sampai yang paling berat. 
Asas ini, tidak hanya berlaku bagi Rasulullah SAW. Agar dapat memahami dan menghayati wahyu yang di sampaikan malaikat jibrilkepada beliau, tetapi juga merupakan prinsip pendidikan yang sejalan dengan sunahtullah. Apabila Rasul yang merupakan manusia pilihan Allah saja harus menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an sedikit demi sedikit, tentu saja kita sebagai manusia biasa lebih memerlukan pengajaran yang bertahap agar dapat memahami dan menguasai materi yang di berikan kepada kita.
Para guru dan para pendidik harus memahami bahwa manusia hanya mampu menerima dan memahami pelajaran sedikit demi sedikit. Dengan asas ini, anak didik atau murid tidak terbebani persoalan atau materi pelajaran yang terlalu banyak. Oleh karena, kemampuan manusia untuk berpikr terbatas, kita perlu menggunakan cara-cara yang benar dalam menyampaikan materi pelajaran  atau pendidikan agar anak didik atau pelajar benar-benar memahami dan menguasainya.  Dengan asas pendidikan seperti ini, insya Allah pendidikan yang kita lakukan terhadap anak didik atau murid akan mencapai sukses besar.


F. Kesimpulan
Dari penjelasan hadist diatas dapat diperoleh penjelasan bahwa cara mengajar secara bertahap ada dua cara yaitu, menyampaikan secara mengulang-ulang dan sedikit demi sedikit. Tujuan menyampaikan materi pengajaran atau pendidikan secara berulang-ulang adalah menjadikan anak didik  memahami apa yang di sampaikan  oleh pendidik atau pengajar.
Para guru dan para pendidik harus memahami bahwa manusia hanya mampu menerima dan memahami pelajaran sedikit demi sedikit. Dengan asas ini, anak didik atau murid tidak terbebani persoalan atau materi pelajaran yang terlalu banyak.
G. Daftar pustaka
Imam Bukhori,Sunan Bukhori (Lidwa Pustaka i-shoftware-kitab 9 imam hadist)
Imam Abu Daud,Sunan Abu Daud (Lidwa Pustaka i-shoftware-kitab 9 imam hadist)
Muhammad Tholib,Kiat dan Seni Mendidik Anak. Pro-U Media, Yogyakarta: 2008. 
Mu’awanah,Strategi Pembelajaran. STAIN Press, Kediri: 2011.
M. Hakim Arief, Mendidik anak secara bijak. Marja’, Bandung: 2002. 
Kitab Al-Qur’an 
Kamus Bahasa Arab-Indonesia

Belum ada Komentar untuk "Contoh Makalah Prinsip Belajar Mengajar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel