Contoh Makalah Prinsip dan Cara Mengajar Mempermudah dan Tidak Mempersulit
06.42
Tambah Komentar
PRINSIP DAN CARA MENGAJAR
MEMPERMUDAH DAN TIDAK MEMPERSULIT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu:
H. Mu’tashim Billah, M.A.
Di susun oleh:
1.Ariyadi(932109811)
2.Linda Ayu K(932101611)
3.Shilfiyana Fitriah(932101411)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2014
A.Pendahuluan
1.Latar Belakang
Pendidik memiliki peranan penting terhadap keberhasilan seorang peserta didik dalam menerima ilmu yang disampaikan. Dalam menyampaikan materi yang diberikan, pendidik diharapkan memiliki prinsip dan cara dalam mengajar.
Dalam makalah ini akan membahas tentang prinsip dan cara mengajar mempermudah dan tidak mempersulit sehingga mampu dipahami oleh peserta didik dalam menerima ilmu yang diberikan.
2.Rumusan masalah
Dalam prinsip dan cara mengajar memiliki metode yang digunakan oleh pendidik agar peserta didik dapat menerima materi yang disampaikan. Maka disini akan membahas tentang hadis nabi tentang mempermudah dan tidak mempersulit sehingga anak akan menjadi riang dan senang dalam proses pembelajaran.
A.Hadits dan Terjemah
Hadist sunan Abu Daud No. 4195
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ جَدِّهِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ أَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah berkata, telah menceritakan kepada kami Buraid bin Abdullah dari kakeknya Abu Burdah dari Abu Musa ia berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin mengutus salah seorang sahabatnya atas suatu urusan, beliau berpesan: "Buatlah gembira dan jangan kalian buat lari, mudahkan dan jangan kalian buat sulit."
Hadist Musnad Ahmad no. 2425
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ
Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq berkata; telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Laits dari Thawus dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "hendaklah kalian Mengajar, mempermudah dan jangan mempersulit. Bila engkau marah maka diamlah. Dan Bila engkau marah maka diamlah. Bila engkau marah maka diamlah."
Hadits Musnad Ahmad No. 1875
قَالَ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ أَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا
Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya dari Abu Musa; Dan (Abu Musa Al Asy'ari) Berkata; Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak mengutus salah seorang dari sahabatnya untuk suatu urusan, maka beliau berpesan: "Berikanlah kabar gembira dan janganlah menakuti-nakuti, berikanlah kemudahan dan jangan mempersulit."
B.Makna Mufrodat
Lari : تُنَفِّرُوا
Menggembirakan : بَشِّرُوا
Marah : غَضِبْتَ
Diam : فَاسْكُتْ
Mempermudah : تُنَفِّرُوا
C.Asbabul Wurud
Hadist itu mendorong mempermudah urusan (taisir) dan melarang mempersulit (ta’sir) karena sesungguhnya Agama itu mudah bukan sulit. Tiadalah seseorang mempersulit dirinya dalam beragama melainkan kesulitan itu mengalahkanya. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa diantara kita yang diangkat menjadi imam salat, hendaklah dia meringankan (bacaanya-pent). Sebab diantara kamu ada yang sudah lemah, orang tua, dan yang sedang mempunyai keperluan. Diantara toleransi Islam adalah kemudahan dalam menetapkan norma (hukum-hukum) beramal. Maka bangsa-bangsa perlu mengenal tuhan mereka, penciptanya dengan cara melaksanakan agamanya dan mengamalkan kitabnya (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulnya Muhammad SAW.
D.Kualitas Hadits
Berdasarkan pentahrijan hadis diatas yang diriwayatkan oleh Musnad Ahmad bahwa apabila ada hadist yang sanatnya bersambung, terhidar dari shad dan illat, dan kebanyakan para perawinya masuk peringkat I, II, III, maka status hadisnya berkualitas sahih yang disitu hadits yang bersambung sanatnya, yang diriwayatkan oleh rawi yang adil dan zabit rawi lain yang (juga) adil dan zabit sampai akir sanat, dan hadits itu tidak janggal serta tidak mengandung cacat atau (ilat).
E.Pembahasan
يُرِيْدُاللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْلِمُواالْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوااللهَ عَلَى مَاهَدَ ىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“... Allah menghendaki kemudahan bagi kamu dan tidak menghendaki kesulitan bagi kamu dan agar kamu sekalian dapat menggenapkan bilangan puasa Ramadhan dan supaya kamu mengagungkan Allah sesuai dengan petunjuk-Nya kepada kamu dan supaya kamu bersyukur kepada-Nya.” (Q.S. al-Baqarah: 185)
Pada ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menghendaki setiap aturan agama mudah dijalankan oleh para hamba-Nya.
Dari ayat serta hadits yang telah disebutkan di atas merupakan prinsip atau asas pendidikan islam, yaitu bahwa islam senantiasa memberikan hal-hal yang mudah dan luwes kepada manusia. Semua perintah, larangan atau anjuran yang disampaikan oleh para rasul Allah kepada manusia, senantiasa memerhatikan tingkat kemampuan pelaksanaannya, sehingga tidak ada satu pun yang memberatkannya.
Pada hadits riwayat Ahmad, perintah Nabi di atas memberikan pelajaran kepada para pendidik bahwa di dalam melaksanakan tugas pendidikan para guru/pendidik dituntut untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan, berupaya membuat peserta didik untuk merasa betah dan senang tinggal di sekolah bersamanya, dan bukan sebaliknya justru memberikan kesan seram agar para siswa takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian justru akan membuat siswa tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan sulit untuk bisa menvintai para guru beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang diberikan kepada mereka.
Dari ketiga hadits di atas menjelaskan tentang prinsip dan cara mengajar mempermudah dan tidak mempersulit. Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menyelenggarakan kegiatan untuk kesejahteraan hidup manusia, termasuk di dalamnya penyelenggaraan (metode) pendidikan islam, harus mendasarkan kepada prinsip:
1.Memudahkan dan tidak mempersulit.
2.Menggembirakan dan tidak menyusahkan.
3.Dalam memutuskan sesuatu hendaknya selalu memiliki kesatuan pandangan dan tidak berselisih paham yang dapat membawa pertentangan atau bahkan pertengkaran.
Metode pendidikan Islam harus diguankan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang pelaksanaan metode penddikan tersebut sebab dengan prinsip-prinsip ini diharapkan metode pendidikan Islam dapat berfungsi lebih efektif dan efisien dan tidak menyimpang dari tujuan semula dari pendidikan Islam. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip metode pendidikan, sehingga para pendidik mampu menerapkan metode yang tepat dan cocok sesuai dengan kebutuhannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a.Prinsip Mempermudah
Metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya adalah menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sekaligus mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalm ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut sehingga metode yang digunakan haruslah mampu membuat peserta didik untuk merasa mudah menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan itu. Inilah barangkali yang perlu dipahami oleh seorang pendidik. Pendidik tidak harus menggunakan metode yang muluk-muluk sementara materi yang disampaikan tidak mampu diserap oleh peserta didik. Bagaimana peserta didik akan mengaktualisasikan nilai-nilai materi tersebut, sementara materinya itu sendiri belum dapat dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.
F.Kesimpulan
Tujuan dari seorang pendidik adalah memberikan pengajaran kepada seorang anak didik agar mereka dapat memahami dan menguasai materi dengan baik, maka kita memerlukan prinsip mempermudah dan tidak mempersulit. Dengan prinsip tersebut diharapkan anak didik dapat memahami serta menjalankan tugas-tugas dan pelajaran dengan baik.
Hadits dan firman Allah telah menguatkan dari prinsip-prinsip yang ada bahwa memang mempermudahkan adalah salah satu prinsip yang bisa dijadikan pendidik untuk salah satu cara mengajar yang baik.
G.Daftar Pustaka
Arifin, Muhammad. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Anshar, S. Kamus Al-Azhar. Jakarta Selatan: Senayan Publishing.
Hamzah, Ibnu. Asbabul Wurud 3 Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadis Rasul. Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Juwariyah. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Teras, 2012.
Lidwa Pustaka i-Sofware-Kitab 9 Imam Hadistd.
Sudiyon, H.M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Thalib, Muhammad. Ensiklopedi Keluarga Sakinah Kiat dan Seni Mendidik Anak. Yogyakarta: Pro-U Media, 2008.
Belum ada Komentar untuk "Contoh Makalah Prinsip dan Cara Mengajar Mempermudah dan Tidak Mempersulit"
Posting Komentar