Contoh makalah ikhlas dalam beramal


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Amal yang pasti diterima adalah yang dikerjakan dengan ikhlas. Amal hanya karena Allah semata, dan tidak ada harapan kepada makhluk sedikit pun. Niat ikhlas bisa dilakukan sebelum amal dilakukan, bisa juga disaat melakukan amal atau setelah amal dilakukan. Salah satu karunia Allah yang harus disyukuri adalah adanya kesempatan untuk beramal. Menjadi jalan kebaikan dan memberikan manfaat kepada orang lain. Karenanya, jangan pernah menunda kebaikan ketika kesempatan itu datang. Lakukan kebaikan semaksimal mungkin dan lupakan jasa yang sudah dilakukan. Serahkan segalanya hanya kepada Allah. Itulah aplikasi dari amal yang ikhlas.
Ketika orang lain merasakan manfaat dari amal yang kita perbuat, maka yakinilah bahwa tidak ada perlunya kita membanggakan diri karena merasa berjasa. Itu semua hanya akan menghapus nilai pahala dari amal yang diperbuat. Setiap kebaikan yang kita lakukan mutlak karunia dari Allah, yang menghendaki kita terpilih agar bisa melakukan amal baik tersebut. Sekiranya Allah menakdirkan kita bisa bersedekah kepada anak yatim, itu berarti kita harus bersyukur telah menjadi jalan sampainya hak anak yatim. Tidak perlu merasa berjasa karena hakekatnya kita hanyalah perantara hak anak yatim itu, lewat harta, tenaga dan kekuasaan yang Allah titipkan kepada kita.
Selain itu, hindari sifat ’merasa’ lebih dari yang lain. Merasa pintar, merasa berjasa, merasa dermawan, apalagi merasa shaleh, seakan-akan surga dalam genggamannya. Semua yang kita miliki adalah titipan yang Allah karuniakan kepada kita untuk dipergunakan sebagai sarana penghambaan kepada-Nya.
Ketahuilah bahwa banyaknya pahala dari sebuah amal itu menunjukan kecintaan Allah bagi mereka yang mengerjakan amal tersebut dengan ikhlas. Rangkaian ujian menjadi bumbu dalam melaksanakan amal tersebut. Namun bagi yang benar-benar melakukannya hanya karena Allah, maka ia diberi ketenangan dalam menjalankannya. Insya Allah pertolongan Allah amatlah dekat bagi hamba yang berada di jalan-Nya
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ikhlas dalam beramal?
2. Bagaimana cara ikhlas dalam beramal?
3. Bagaimana niat atau motivasi dalam beramal?
4. Bagaimana cirri-ciri orang yang ikhlas dalam beramal?
5. Apa saja hadits yang menjelaskan tentang ikhlas dalam beramal?
3. Tujuan
1. Memahami maksud dari ikhlas dalam beramal.
2. Mengetahui bagaimanakah niat dalam beramal
3. Mengetahui cirri-ciri orang dan cara ikhlas dalam beramal.
4. Mengetahui hadits yang menjelaskan tentang ikhlas dalam beramal.

BAB I
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ikhlas dalam beramal
Ikhlas bisa diartikan “murni”, yang berarti tidak tercampur dengan sesuatu apapun.  Secara bahasa ikhlas bermakna bersih dari kotoran. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Menurut Iman Al-Ghozali menegaskan bahwa ikhlas adalah shidqum niyyah fil a’amal yaitu niat yang benar ketika melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan kata lain, setiap amal sholeh dan kebajikan yang ingin dilakukan semestinya berorientasi kepada Allah. Tanpa keikhlasan semua amal kebaikan yang dilakukan sangat mudah terkena penyakit hati yang sangat berbahaya yaitu riya dan bangga hati.
Sabda Rosulullah SAW:
“Sesungguhnya Allah tidak akan menilai bentuk tubuh kamu dan tidak pula menilai rupa kamu, tetapi Allah hanya menilai kepada hatimu (niat yang ikhlas).” (HR. Muslim)
Orang yang ikhlas adalah seseorang yang tidak peduli meskipun semua penghargaan atas dirinya hilang demi meraih kebaikan hubungan kalbunya dengan Allah, dan orang tersebut tidak ingin apa yang ia lakukan dipamerkan walaupun sebesar bizi zahrapun.
Secara lughawi kata amal (bahasa arab) terdiri dari ‘ain, mim dan lam yang berarti semua pekerjaan yang dikerjakan . Kata amal juga berarti pekerjaan atau perbuatan yang disertai niat atau maksud dan pikiran.  Menurut Raqib Al-Asfany amal adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja yang disertai dengan niat.
Ikhlas dalam beramal dalam sendiri berarti perbuatan yang dilakukan dengan hati yang tulus tanpa ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain dan perbuatan itu dilakukan karena ingin mendapatkan ridho dari Allah SWT.
2. Niat atau motivasi beramal
Niat dalam arti motivasi, juga sangat menentukan diterima atau tidaknya suatu amal oleh Allah SWT. Shalat umpamanya, yang dianggap sah menurut pandangan syara’ karena memenuhi berbagai syarat dan rukunnya, belum  tentu diterima dan berpahala kalau motivasinya bukan karena Allah, tetapi karena manusia, seperti ingin dikatakan rajin, tekun, dan sebagainya. Motivasi dalam melaksanakan setiap amal harus betul-betul ikhlas, hanya mengharapkan ridha Allah saja.
Berkenaan dengan Niat, sebagian ulama mendefinisikan niat menurut syara’ sebagai berikut:
Artinya : Niat adalah menyegajakan untuk berbuat sesuatu disertai / berbarengan dengan perbuatannya.
Ada juga yang mendefenisikam dengan :
Artinya : Keinginan yang ditujukan untuk mengerjakan sesuatu perbuatan sambil mengharapkan ridha Allah swt dan menjalankan hukum Nya. 
Disepakati bahwa tempat niat adalah dalam hati dan dilakukan pada permulaan yaitu melakukan perbuatan untuk tujuan amal kebiakan dan tentu saja bukan merupakan rangkaian perbuatan yang dilarang. Niat berperan penting dalam ajaran islam, khususnya dalam perbuatan yang berdasarkan perintah syara’ atau dalam perbuatan yang mengandung harapan untuk mendapatkan pahala dari Allah swt. Niat akan menentukan nilai , kualitas, sserta hasilnya yakni pahala yang diperolehnya.
Orang- orang yang berhijrah dengan niat ingin mendapat keuntungan dunia atau hanya sekedar ingin mengawini seorang wanita, ia tidak akan mendapatkan pahala dari Allah dan begitupun sebaliknya.Niat pada umumnya Niat sangat penting dalam menentukan sahnya suatu ibadah karena Niat termasuk rukun pertama dalam setiap melakukan amal dan ibadah, tidak sahlah suatu amal ibadah jika diawali dengan niat yang benar. Niat dalam arti motivasi juga sangat menetukan diterima atau tidaknya suatu amal dan ibadah oleh Allah SWT baik itu Sholat, puasa, zakat, naik haji dll. Shalat umpanya yang dinggap sah menurut pandangan syara’ karena memenuhi berbagai syarat dan rukunnya, belum tentu diterima dan berpahala kalau motivasinya bukan karena Allah tetapi karena manusia, seperti: ingin dikatakan rajin, tekun, dan sebagainya. Motivasi dalam melaksanakan setiap amal haruslah betul- betul ikhlas hanya mengharapkan ridho Allah saja,
Para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:
1. Niat yang berkaitan dengan ibadah itu sendiri, niat sebagai syarat sahnya ibadah.
2. Niat yang berkaitan dengan Zat yang disembah (objek/sasaran peribadatan) sebagai syarat diterimanya ibadah, atau sering dinamakan dengan الإخلاص, yaitu memurnikan hati, niat dan amal hanya kepada Allah ‘azza wa jalla.
3. Ciri-ciri orang yang ikhlas
Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri - ciri, diantaranya:
1. Selalu memandang diri sendiri
2. Khawatir terhadap popularitas
3. Cinta dan benci karena Allah
4. Tudak terpengaruh oleh kedudukan dan pangkat
5. Tetap beramal meski belum terlihat hasilnya. 

4. Cara Ikhlas dalam Beramal
a. Do’a Berdoalah agar setiap amaanikhlas karena Allah
b. Menyembunyikan amal
c. Memperhatikan amalan mereka yang lebih baik
d. Memandang remeh apa yang telah di amalkan
e. Khawatir kalau-kalau amalnya tidak diterima
f. Tidak terpengaruh ucapan orang
g. Senantiasa ingat bahwa surga dan neraka bukan milik manusia
h. Ingatlah bahwa anda akan berada dalam kubur sendirian
5. Hadits Tentang Ikhlas dalam Beramal.
1. Kitab al-Imarah, hadits no. 1907
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ مانوي . فمن كانت هجرته الي الله ورسوله فهجرته الي الله ورسوله ومن كانت جرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلي ما هاجر إليه
“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR. Bukhari [Kitab Bad’i al-Wahyi, hadits no. 1, Kitab al-Aiman wa an-Nudzur, hadits no. 6689] dan Muslim [Kitab al-Imarah, hadits no. 1907]
2. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
 “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]


3. Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رض. قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنّيَّاتِ وَ اِنَّمَا لِكُلّ امْرِئٍ مَّا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلىَ اللهِ وَ رَسُوْلِهِ. وَ مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلىَ دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلىَ مَا هَاجَرَ اِلَيْهَا. البخارى و مـسلم
“Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan diberi balasan menurut niatnya. 
Dan barangsiapa yang berhijrah karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan diberi balasan hijrahnya karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya. 
Dan barangsiapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka hijrahnya itu akan diberi balasan menurut niatnya dia berhijrah itu”. [HR. Bukhari dan Muslim]

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal. Amal sendiri berarti suatu perbuatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja yang disertai dengan niat.
Ikhlas dalam beramal sendiri berarti perbuatan yang dilakukan dengan hati yang tulus tanpa ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain dan perbuatan itu dilakukan dengan niat karena ingin mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri - ciri, diantaranya:
1.
Selalu memandang diri sendiri
2. Khawatir terhadap popularitas
3. Cinta dan benci karena Allah
4. Tudak terpengaruh oleh kedudukan dan pangkat
5. Tetap beramal meski belum terlihat hasilnya. 

DAFTAR PUSTAKA

 Irsyad, Muhammad. Hilangkan stress dengan hipno Ikhlas. Najah. Jogjakarta. 2012
Husein, Abi Ahmadbin Faris bin Zakariyah. Maqayis al-lughah. Juz IV (t.tp: Dar al Fikri, t.th), h, U5
Mas’ud, Jibran. Al ralahr Mu’jam Lughawi Ashry. Jilid II (Beirut: Dar al-Ilmu Lil Mulayyin, 1981), hlm. 1051
Ghanim, Syeikh Fatih. Kumpulan Hadist Qudsi Pilihan. Pustaka Al Kautsar. Jakarta Timur. 2011.
Shihab, M Quraish. M Quraish Sihab Menjawab. Lentera Hati. 2008.
An- Nawawi, Imam dan Allamah Al-Qhastalani. Menyelami Makna Seruan-seruan Ilahi dalam Hadis Qudsi. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 2011


Belum ada Komentar untuk "Contoh makalah ikhlas dalam beramal"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel