Contoh Makalah TAFSIR SURAT AL-FATIHAH AYAT PERTAMA

TAFSIR SURAT AL-FATIHAH 
AYAT PERTAMA 
Disusun untuk  Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Tafsir 1”
Dosen Pengampu :
ABDULLAH AFFANDI, M.S.I.

Disusun Oleh :
Mohammad Abdulloh Aziz   (932122114)
Ahmad Kholifatul Mukminin    (932122514)
Reta Dwi Kurniawati                   (932123914)
Nur Ainin Elvin Saputri        (932124014)


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
(STAIN KEDIRI)
2015


A.   Drs. Umay M. Dja’far Shiddieq, M.A.
Bismillah terdiri dari empat kata, yaitu : bismi (بسم), ا للة,ا لر حمن الر حيم. Keempat kata ini terdiri dari 19 huruf. Angka 19 sebagai struktur matematis bangunan bismillah , tidak lain kecuali sebagai pesan tauhid. Bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah. Dan pesan tauhid inilah yang merupakan pesan inti Bismillah, pesan pokok Al-Fatihah dan pesan dasar Al-Qur’an.
Dalam bahasa Arab kata yang menunjukkan arti satu adalah wahid ( و ا حد ). Mari kita lihat bagaimana empat huruf bahasa Arab dengan suku kata و ا حد itu muncul dari angka 19.
Huruf و  bernilai enam = 6
Huruf   اbernilai satu =1
Huruf ح  bernilai delapan = 8
Huruf  د bernilai empat =4
Total 19
Sehingga 19 =  و+ا+ ح+ د  

Dalam struktur bahasa Arabnya sendiri, kalimat yang diawali dengan kata Bismillah (Dengan Nama Allah) adalah kalimat terikat yang untuk kesempurnan maknanya membutuhkan kalimat lain. Menurut padara ahli bahasa, kata “Bismillah” (Dengan Nama Allah) adalah Jar Majrur yang membutuhkan “muta’allaq”. Kata yang menjadi muta’allaq ini harus merupakan fi’il yang terdapat sebelumya. Untuk konteks Bismillah, karena kata ini terletak dalan awal kalimat dan tidak ada kata atau kalimat lain sebelumnya, maka para ulama dan ahli bahasa merumuskan muta’allaqnya dengan kalimat “abtadi’u atau af’alu yang artinya “Saya memulai, jika basmallah diucapkan untuk memulai berjalan berarti maknanya “Saya berjalan dengan nama Allah. Jadi setiap pekerjaan apapun harus diawali Bismillah. Dalam hadist pun telah disebutkan bahwa Rasulullah SAW mengatakan :”Setiap segala sesuatu yang tidak dimulai dengan Nama Allah maka ia akan terputus.”Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang dengan membacanya kita terhitung telah beribadah dan mendapat pahala. Oleh sebab itu, ketika kita membaca Bismillah untuk memulai membaca surat-surat lain, secara maknawi maksudnya adalah “Saya membaca dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang”. Seperti nilah yang dikatakan oleh para ahli tafsir.
Secara deskriptif lafadz ا للة  jika alif di awalnya kita hapus, maka yang tinggal adalah kata للة yang berarti bagi-Nya. Kata للة bila huruf lam pertama diambil, maka yang tinggal adalah لة  yang berarti milik-Nya. Yaitu bahwa semua yang ada dalam kehidupan ini, hakekatnya adalah milik Allah semata. Dan bila huruf  لة  lamnya dihapus, maka tinggal ada huruf ة  yang berarti Dia. Yaitu bahwa semua yang ada dalam keseluruhan di kehidupan ini hanyalah Wajah Allah.
   Ar-Rahman dan Ar-Rahim secara kebahasaan sama-sama merupakan bentuk “ism mubalaghah” yang mengandung makna “sangat”. Sedangkan  ar-Rahim adalah bentuk kata benda yang juga mengandung makna kepastian, ketetapan dan kedalaman. Oleh sebab itulah sifat Ar-Rahman bagi Allah menunjukkan kasih sayang-Nya yang sangat luas yang diberikan kepada semua makhluk-Nya, baik yang berakal ataupun yang tidak berakal, baik yang beriman ataupun orang kafir dan ingkar. Ini adalah kasih sayang yang bersifat umum. Sebaliknya sifat ar-Rahim yang menunjukkan kepada nikmat yang abadi, dan kasih sayang yang senantiasa diberikan kepada orang beriman . 

B.   Tafsir Ibnu Katsier, Ibnu Katsier
اللَّه بِسْمِ(Dengan nama Allah). Susunan kalimat yang demikian ini dalam bahasa Arab berarti ada susunan kata-kata yang mendahuluinya yaitu: “Aku mulai perbuatan ini dengan nama Allah” atau “Aku mulai perbuatanku dengan nama Allah, untuk mendapat berkah dan pertolongan rahmat Allah sehingga dapat selesai dengan sempurna dan baik”. Hal itu juga untuk menumbuhkan kembali kesadaran sebagai mahluk Allah, bahwa segala-galanya tergantung pada rahmat dan karunia Allah. 
اللَّهِ (Nama Dzat Allah Ta’ala), karena itu disebut Ismul A’dzam, karena nama Allah menghimpun semua sifat, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Hasyr ayat 22-24: “Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
   Dalam surat Al-A’raaf ayat 180 juga disebutkan: “Allah menpunya asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan asmaul husna itu”.
   Dalam surat Al-Israa’ ayat 110 terdapat kalimat yang artinya: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman, dengan nama yang mana saja kalian seru, Dia mempunyai asmaul husna”.
   Allah merupakan nama khusus bagi Allah yang tidak dimiliki oleh selain Allah, karena kata itu merupakan kata baku yang bukan pecahan dari kata lain, demikian keterangan A-Qurthubi dan seklompok ulama lainya seperti Syafi’I, Ghazali, Imamul Haramain. Namun ada juga yang berpendapat, bahwa lafadh “Allah” merupakan pecahan (musytaq) dari lafadh lain.
الرَّحِيمِ الرَّحْمَٰنِ , dua kalimat pecahan dari Ar-Rahman untuk menyebut kelebihan, dan kata Rahman lebih luas daripada Ar-Rahim.
   Al-Qurthubi menyatakan musytaq (pecahan) berdasarkan hadis Abdurrahman bin Auf r.a. yang telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Aku-lah Ar-Rahman, Aku telah menciptakan Rahim dan Aku belahkan salah satu nama-Ku buatnya. Maka barang siapa yang menghubungkanya, niscaya akan berhubungan (dekat) dengannya; dan barang siapa yang memutuskanya, niscaya aku putus (jauh) darinya.” (HR. Tirmidzi). 
   Lafadh ar-Rahman tidak dapat disamakan dengan ar-Rahim, sebab isim yang ber-wazan fa’laana mengandung makna umum. Yakni dipaka untuk semua rahmat-Nya kepada semua mahluk. Adapun ar-Rahim hanya dikhususkan kepada kaum mukmin. Namun ada sebagian ulama menyatakan isim ar-Rahim lebih luas daripada ar-Rahman, sebab dari kata-kata ini ar-Rahim menguatkan ar-Rahman. 
   Penyebutan ar-Rahim ini dikarenakan nama ar-Rahman hanya bagi Allah. Kemudian disebutkan ar-Rahim untuk dapat dipakai oleh selain-Nya, sebagaimana Allah menyebut sifat Nabi Muhammad saw.: 
بالمؤمنين رؤف رحيم (amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin).
Disamping itu juga menunjukkan adanya keistimewaan terhadap orang yang taat mengikuti ajaran-Nya. 
Kesimpulannya, di dalam asma Allah ada yang dapat dipakai oleh mahluk dan ada yang tidak. Yang tidak dapat dipakai mahluk seperti Allah, ar-Rahman, al-Khalik, ar-Razak, dan sebagainya. Sedangkan yang boleh seperti ar-Rahim, as-Sami’, al-Bashir. Seperti firman Allah:
 فجعلناه سميعا بصيرا (karena itu kami jadikan mereka mendengar dan melihat) 
C.   Tafsir Almisbah
1.   Ba’  atau ( dibaca bi ) yang diterjemahkan dengan kata dengan mengandung satu kata atau kalimat yang tidak terucapkan tetapi harus terlintas di dalam benak ketika mengucapkan basmallah, yaitu kata “memulai”, sehingga Bismillah berarti “Saya atau Kami memulai apa yang kami kerjakan ini dalam konteks surah ini adalah membaca ayat-ayat al-Quran-dengan Nama Allah”. Dengan demikian, kalimat tersebut menjadi semacam doa atau pernyataan dari pengucap bahwa ia memulai pekerjaannya atas nama Allah. Atau dapat juga diartikan sebagai perintah Allah  (walaupun kalaimat tersebut tidak berbentuk perintah)  yang menyatakan “Mulailah pekerjaanmu dengan nama Allah.”  
Apabila Sebuah Pekerjaan dimulai dengan nama Alloh, maka pekerjaan tersebut akan menjadi baik, dan tidak merugikan orang lain. Bahkan memberi manfaat bagi diri pengucapnya, masyarakat, lingkungan serta kemanusiaan seluruhnya. Dalam kehidupan sehari-hari Apapun yang dilakukan  misalnya makan, minum, belajar, berperang, bahakan diam sekalipun, kesemuanya harus disadari bahwa titik tolaknya adalah Alloh swt.
2.   Kata ( اسم) isim terambil dari kata (السمو) as-sumuw yang berarti tinggi, atau (السمة) as-simah  yang berarti tanda. Memang nama mejadi tanda bagi sesuatu serta harus dijunjung tinggi. Nama itu menggambarkan subtansi sesuatu, sehingga kalau disini dikatakan dengan nama Alloh maksutnya adalah dengan Alloh. Kata isim digunakan sebagi penguat. Dengan demikian, makan harfiah disini tidak dimaksutka disini.
   Az-zamakhsyari dan banyak ulama tafsir mengemukakan bahwa orang-orang arab sebelum kehadiran islam, memulai pekerjaan mereka dengan menyebut nama tuhannya seperti “bismi al-latta, bismi al- uzza” sementara bangsa-bangsa lain memulainya dengan menyebut nama raja  atau nama penguasanya. Hingga kini masih terdengar di berbagai negara ketua parlemen memulai  persidangan dengan menyebut atas nama tuhannya dan atas nama rakyatnya, dengan tujuan dapat mendapat kerelaan dari tuhan dan untuk kepentingan rakyatnya. Dari pendapat diatas ada dua pandangan tentang arti kata bismi” yaitu memulai dan kekuasaan. 
   Penulisan kata bismi dalam basmalah berbeda dengan kata bismi pada awal surat iqra’, yang tertulis dengan cara penulisan baku yakni menggunakan huruf alif. Ada beberapa pakar tafsir yg mengemukakan pendapat mereka
1.   Al Qurtubi (w 794 H ) 
2.   Az-zarkasyi(w 794) 
3.   Rasyad Khalifah(w 1990)
Alloh, nama Tuhan yang paling popular, maksutnya tidak seperti nama al malik atau Arrahim yang lebih spesifik pengertiannya. Jika nama Alloh itu mencakup seluruh nama-nama yang lain.  Nama Alloh ini yang berhak menyandang hanyalah tuhan yang maha esa, tidak ada yang berhak menyandang nama Alloh selain dia. Secara tegas tuhan yang maha esa itu sendiri yang menamai dirinya Alloh, Dalam surat toha ayat 14, Alloh berfirman:
  إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي
Artinya:  “sesungguhnya aku adalah alloh, tiada tuhan selain aku, maka sembahlah aku ”. 
Sekian banyak ulama yang mengemukakan pendapatnya bahwa kata Alloh tidak terambil dari suatu akar kata tertentu, namun ia adalah nama yang menunujukkan kepada dzat yang wajib wujudnya, yang menguasai seluruh hidup dan kehidupan dan hanya kepadanya seharusnya seluruh mahluk mengabdi dan bermohon, karena nama Ilah itu brmakna “yang disembah” yang menegaskan apapun yang disembah baik itu selain dibenarkan oleh akidah islam Tapi banyak ulama yang berpendapat bahwa kata alloh berasal dari” ilah”, yang dibubuhi huruf alif dan lam, dan dengan demikian Alloh merupakan nama khusus karena itu tidak dikenal bentuk jamaknya sedang ilah adalah nama yang bersifat umum dan dapat berbentuk jamak “alihah”. Dalam bahasa inggris, baik yang bersifaat umum maupun khusus, keduanya diterjemahkan dengan “God” tuhan.
3.   Ar-Rahman Ar-Rahim
Alloh berfirman dalam Alquran surat Al-a’raf ayat 156
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
Artinya : Rahmatku mencakup segala sesuatu.
Dari ayat di atas kita bisa mengetahui bahwa nama Ar-Rahman Ar-Rahim adalah yang paling dominan diantara 99  nama di alquran.Demikian banyak nama Alloh dalam alquran dia maha sempurna,karena itulah 2 nama ini yang diletakkan dalam ayat pertama alfatihah, dua nama ini berasal dari satu akar yang sama yaitu  Rahim, yang telah diserap juga kedalam bahasa Indonesia yang memiliki arti peranakan.yang dapat terlintas dalam pikiran kita jika mendengar nama rahim adalah hubungan seorang ibu dana anak, dan terbayang begitu besar kasih syang ibu terhadap anak. Tapi jangan disimpulkan bahwa sifat rahmat tuhan sepadan dengan seorang ibu. Tetap rahmat tuhan tidak ada yang bisa menyamai dimanapun tempatnya. 
   Banyak penafsiran dari beberapa ulama tentang nama yang ada dalam basmalah ini diantaranya:
1.   Ar-rahman digambarkan bahwa tuhan mencurahkan rahmatnya dan ar-rahim itu dia memiliki sifat rahmat yang melekat pada dirinya
2.   Ar-rahman rahmatnya yang bersifat sementara dan ar-raim rahmatnya yang bersifat kekal
3.   Syeh muhammada Abduh ketiga nama yang ada dalam basmalah merupakan bantahan kepada kaum nasrani yang memulai doa dengan menyebut tuhan bapa, tuhan anak, dan ruh al quddus. Islam dating membantah,walaupun Alloh memiliki banyaak nama tapi itu bukan dzatnya yang banyak, karena Alloh maha esa, sedangkan dari kaum nasrani tadi mengartikan setiap nama memiliki dzat yang berbeda.
4.   Thahir ibnu asyur menilai bahwa ketiga basmalah dengan ketiga kata dengan menunujuk kepada alloh telah dikenali sejak zaman nabi Ibrahim.seperti yang ada dalam surat maryam ayat 45 .
يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا 

KESIMPULAN
Berdasarkan penafsiran dari tiga ahli tafsir, yaitu:
1.   Tafsir Al Misbah, M. Quraish Shihab 
2.   Tafsir Ibnu Katsier, Ibnu Katsier
3.   Tafsir al-Fatihah dan awal al-Baqarah, Drs. Umay M. Dja’far Shiddieq, M.A.
Dapat disimpulkan bahwa  ketiganya memiliki persamaan, dimana tujuan dari ketiganya sama basmalah merupakan berisi suatu doa untuk memulai suatu pekerjaan basmalah berarti “Aku mulai perbuatan ini dengan nama Allah “
Ada perbedaan antara pendapat imam maliki dan imaim syafi’I Jika imam maliki tidak mencantumkan basmalah dalam surat alfatihah, dan karena itu ia tidak dibaca ketika membaca al-fatihah dalam salat sedangkan imam syafi’I sebaliknya. Hal ini terjadi karena Quran bersifat mutawatir. masing-masing pendapat mempunyai dalil dan alas an-alasannya.. namun dalam hal ini para ulama’ tidak mempertentangkan karena ada ta’adud al-ibadat. 

Belum ada Komentar untuk "Contoh Makalah TAFSIR SURAT AL-FATIHAH AYAT PERTAMA "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel